Pages

Sabtu, 19 November 2011

dermatitis atopik pathway


JCI0421060.f1.jpg

Pada epidermis kulit normal, terdapat sel langerhans dan pada lapisan dermis terdapat sel T juga makrofag. Sedangkan pada pembuluh darah terdapat antibody IgE juga sel T.
Sedangkan pada penderita DA, pasien  sudah memiliki riwayat alergi secara genetik. Pada saat pertama kali bersentuhan dengan allergen, allergen tersebut akan ditangkap oleh sel langerhan pada epidermis kemudian sel langerhan yang sudah berikatan dengan allergen tadi mengaktifkan sel T naïf (ThO) menjadi sel T Helper 2 (Th2). Aktivasi  Sel T helper tadi dibantu oleh sitokin interleukin-10 (IL-10) yang dikeluarkan oleh sel langerhan, interleukin-4 (IL-4) yang dikeluarkanoleh makrofag, dan thylmic stromal lymphopoietin (TSLP) yang dikeluarkan oleh keratinosit epidermis. Kemudian Sel T helper 2 (Th2) mengeluarkan sitokin interleukin-13 (IL-13), interleukin-4 (IL-4), interleukin-5 (IL-5).
Munculnya IL-13 dan IL-4 menyebabkan IgE menjadi banyak, kemudian IgE itu berikatan dengan sel mast yang mengandung histamine. Ikatan IgE dan sel mast itu menyebabkan keluarnya histamine yang mana histamine tersebut menyebabkan rasa gatal.
Sedanbgkan IL-5 yang dikeluarkan Th2 bekerja untuk memanggil eusinophil yang bekerja untuk membunuh bakteri. Dan semua reaksi diatas ialah reaksi yang terjadi pada fase akut.
Sedangkan fase kronik terjadi saat adanya infeksi sekunder. Infeksi sekunder ini bisa masuk dari kulit yang tidak intak akibat garukan yang dilakukan saat pruritus muncul di fase akut. Saat kulit sudah tidak intak, bakteri seperti flora normal s. aureus dapat masuk ke dalam kuit yang kemudian akan mengubah sel T naïf menjadi sel  T helper 1 (Th1). Berbeda dengan fase akut, ThO berubah menjadi Th1 tidak berubah menjadi Th2 hal ini dikarenakan pada fase kronik yang terjadi adalah reaksi infeksi. Sedangkan pada fase akut yang terjadi adalah reaksi alergi. Perubahan ThO menjadi Th1 ini dibantu oleh IL-12 yang dihasilkan oleh sel langerhan dan eusinophil. Kemudian Th1 mengeluarkan interferon gamma (IFN-ɣ) yang mana kerja dari interferon gamma adalah untuk membunuh bakteri yang masuk bersama dengan eusinophil. Pada fase kronikpun masih dapat terjadi pruritus karena sudah ada reaksi alergi sebelumnya (lihat gambar sel langerhans yang menempel dengan ThO)

0 komentar:

Posting Komentar